Langsung ke konten utama

Mempelajari Ilmu PR dari Kasus Pizza Hut September 2016 (DDPR-#2)






PR atau Public Relation dalam sebuah perusahaan memiliki peran yang sangat penting. Strategi PR yang baik dapat membantu perusahaan mengembangkan bisnisnya dengan mudah, menghindari segala ancaman dan memperoleh dukungan dari berbagai kalangan. Strategi PR yang baik juga mampu mengikat kesetiaan pelanggan, karyawan, kolega, masyarakat dan berbagai aspek internal dan eksternal lain yang akan berimbas pada semakin kokohnya pilar perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan, PR memiliki beberapa peran untuk dijalankan. Peran – peran tersebut terdapat dalam teori yang dikemukakan oleh Dozier. Dimana dalam teorinya, Dozier menjabarkan peran PR dalam empat tingkatan. Yaitu :
 
  1. Teknisi Komunikasi ( Communication Technician ).
    Peranan communications technician ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai journalist in recident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan of communication in organization.
     
  2.  Fasilitator Komunikasi ( Communication Fasilitator ).
    Dalam hal ini, praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginnkan dan diharapkan oleh publiknya.

  3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah ( Problem Solving Process Fasilitator ).
    Peranan praktisi Public Relations dalam pemecahan masalah persoalan Public Relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat ( adviser ) hingga mengambil rindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. 
     
  4. Penasehat Ahli ( Expert Prescriber ).
    Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Communicator Fasilitator ).  

Namun, hingga kini masih banyak perusahaan yang belum menyadari pentingnya peran PR dan hanya menempatkan posisi PR pada peran communication technician. Padahal apabila seorang PR professional diberi kepercayaan untuk menjalankan fungsinya pada tingkat expert prescriber bukan tidak mungkin akan membawa kemajuan pesat bagi perusahaan tersebut.



Kasus ini terjadi pada pertengahan tahun 2016 lalu. Terkait masalah yang menjerat PT Sriboga Marugame dan PT Sarimelati Kencana, dimana kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan yag membawahi Pizza Hut dan Magurame Udon. Kasus tersebut dimulai ketika pada tanggal 4 September 2016 tim investigasi gabungan BBC dan Tempo memperoleh kiriman berkas dari salah seorang mantan petinggi Sriboga Food Group yang membocorkan adanya praktik penggunaan makanan yang telah melampaui masa kedaluwarsa di sebuah jaringan restaurant internasional.


Berdasarkan pemberitaan oleh BBC Indonesia, PT Sriboga Muragame Indonesia menyangkal dugaan perpanjangan masa simpan tidak sah tersebut. Kepada Tim BBC-Tempo yang mendatangi kantornya, Presiden Direktur Sriboga Raturaya, induk Sriboga Food Group, Alwin Arifin – mengaku bahwa dia telah diperiksa polisi beberapa kali, namun menyebut dugaan itu tidak benar dan bahkan merupakan fitnah.

Ketika pemberitaan mulai menyebar dan masuk ke berbagai media sosial, Pihak Pizza Hut & Marugame Udon kemudian melakukan beberapa langkah-langkah PR antara lain Standby Statement, Press Conference yang diadakan di Hotel Sultan pada hari Minggu 4 September 2016, serta Media Visit di pabrik Pizza Hut.


Analisis


Kasus Pizza Hut tersebut bisa dikaitkan dengan beberapa teori. Yaitu teori dari Dozier, serta dapat juga dianalisis dengan teori dari Grunig dan Hunt. Jika dianalisis menggunakan teknik Dozier, Pizza Hut telah meletakkan PR pada peran Problem Solving Facilitator. Dimana dalam kasus ini, PR dari Pizza Hut di haruskan untuk menemukan celah dan mengambil langkah untuk menyelasaikan kasus yang sedang menjerat perusahaannya. PR Pizza Hut tidak hanya menjadi juru bicara dari perusahaan, namun juga merancang agenda – agenda yang bertujuan untuk memecahkan masala yang sedang terjadi. 

Dalam memenuhi peran sebagai Problem Solving Facilitator, maka PR dari Pizza Hut secara tidak langsung juga telah memenuhi peran sebagai Communication Facilitator. Dimana dalam kasus ini, PR menjadi jembatan antara perusahaan dengan public dan media. Contohnya dengan menjadi juru bicara mewakili perusahaan.

Melihat segala langkah yang telah diambil dari perusahaan tersebut, dapat ditemukan suatu pola dalam kegiatan komunikasinya. Model Public Relation terdapat dalam teori yang dikemukakan oleh Grunig dan Hunt. Dalam teorinya, Grunig dan Hunt membagi PR kedalam empat model. Yaitu Press Agentry, Public Information, Dua arah asimetris, dan dua arah simetris.

Dua arah asimetris. Kiranya model tersebut adalah model yang digunakan oleh pizza hut dalam menangani kasus ini. Model dua arah asimetris menitikberatkan pada segala cara persuasi yang dapat memicu transaksi hingga popularitas dengan tujuan agar tetap memposisikan public sebagai pihak yang harus berubah sesuai dengan perusahaan. Model ini dapat dibuktikan dengan melihat tindakan – tindakan yang dilakukan pizza hut dalam menangani kasusnya. Lebih cenderung bersifat penolakan tanpa adanya komunikasi dua arah yang harmonis.
 
 
 
 
 
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Etika Profesi Public Relations Melalui Contoh Kasus

Dalam menjalankan setiap pekerjaan, setiap profesi pastilah memiliki etikanya masing – masing. Etika yang membuat semua pihak yang terlibat merasa nyaman, aman serta efektif dalam bekerjasama. Namun, sebenarnya sudah seberapa jauhkan kita mengetahui apa itu etika dan bagaimana penerapannya? Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos” . Dilihat dari dasar atau asal katanya, etika berarti watak kesusilaan atau adat.   Etika sangat berkaitan erat dengan moral atau yang biasa kita sebut sehari – hari dengan kesopanan. Sedangkan dalam aplikasinya sehari – hari, etika memiliki banyak cabang. Salah satunya yaitu etika profesi. Etika profesi sendiri adalah sikap etis atau nilai moral yang kita terapkan dalam menjalani profesi kita sehari – hari. Etika profesi dalam berbagai pekerjaan tentu beragam, baik dari pemaknaan maupun aplikasinya. Namun, secara garis besar etika profesi memiliki beberapa prinsip. Yaitu : Tanggung jawab Kebebasan Kejujuran K...

Penerapan Pola Manajemen 6P dalam Kegiatan Media

Nama Lengkap : Muchammad Yusuf Nama Panggilan : Yusuf NIM : 1615146194 (STMM MMTC) Kelas : MIK A Jenis Tugas : Essai Penerapan Pola Manajemen 6P dalam Kegiatan Media Seperti yang kita ketahui bahwa setiap hal yang kita lakukan sangat membutuhan perencanaan dan pengaturan atau yang lebih sering disebut dengan manajemen. Dan dari kegiatan manajemen tersebut pastilah memiliki yang namanya pola atau prosedur. Dan salah satu dari pola – pola manajemen tersebut dikemukakan oleh George R Terry yang terkenal dengan konsep POAC ( Planning, Organizing, Actuating, Controling ). Konsep tersebut dalam bahasa Indonesia disebut dengan konsep 4P (Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan, Pengontrolan).  Seiring dengan berjalannya waktu, konsep tersebut mengalami penyempurnaan dan pengembangan yang disesuaikan dengan perubahan k...